Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku

Ceritasex338.blogspot.com, Cerita Dewasa - Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku. Aku serta suami telah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sesuatu kompleks perumahan yang masih amat baru.



Cerita Ngentot Belum banyak penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku serta rumah Pras. Rumah Pras cuma berjarak 2 rumah dari rumahku. pasal tak adanya tetangga yang lain, Pras jadi laju sekali akrab dengan suamiku.




Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku





Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku

Aku serta Nati, istri Pras jadi layaknya sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir setiap hari kami saling curhat mengenai apakah saja, diantaranya soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Nati kalau sore bersetara dengan Nati menyuapi Aria, anak mereka. saya kurang “happy” soal urusan ranjang ini dengan suamiku.



Bukannya suamiku adanya kelainan, tetapi dia senangnya tembak langsung dengan tidak pemanasan dahulu, amat konservatif dengan tidak variasi serta amat egois. Begitu telah ngecret ya sudah, dia tak peduli dengan saya lagi. Sehingga saya amat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. jika dibalik Nati bercerita kalau dia amat “happy” dengan kehidupan seksnya. Pras hampir senantiasa dapat membagikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi kisah serta terkadang amat mendetail justru. kerap saya secara terbuka menyiratkan iri terhadap Nati serta cuma ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Nati.



Jum’at petang itu kebetulan saya sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu bersetara dengan memanggil2 nama suamikuAku. membukakan pintu. “Eh . Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. saya baru selesai mandi sehingga dengan tidak make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. saya mengenakan daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, dengan tidak lengan yang memeperlihatkan pundak serta lengan yang putih serta amat mulus CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA MESUM, CERITA NGENTOT, CERITA PEMERKOSAAN. 



“Nnng … suamimu mana Sin?”

“Wah ke luar kota Mas”.

“Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?”

“Iya Mas, kebetulan adanya acara promosi, jadi dia sesegera mungkin ikut, sampai Minggu baru pulang

Mas Pras adanya butuh ama suamiku?”

“Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Nati ama Aria nginep dirumah ibunya”.

“Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas”.

“Emang Sintia dapat catur?”

“Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum jelas saja kalah lho ama Mas”.

kata ku bersetara dengan tersenyum.

“Ya bolehlah, saya pengin menjajal Sintia,”



katanya dengan nada agak nakalAku. cuma tersenyum menjawab godaanku. saya membuka pintu lebih lebar serta mempersilahkan dia duduk di kursi tamu.



“Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya”



CERITA MESUM Aku melenggang ke ruang tengah. Pas saya melangkah bersetara dengan membawa baki yang berisi 2 cangkir teh serta sepiring kacang goreng kegemarannya serta suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. saya membungkuk meletakkan baki di meja, mau tidak mau belahan dada dasterku terbuka serta menyingkap dua bukit toketku yang putih serta amat padat. saya tak memakai bra. setelah itu saya duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. sebagian saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. saya mengedepankan jikalau saya cukup menguasai permaian ini. sebagian kali langkah ku bikin dia sesegera mungkin beranalogi keras. tetapi saya pun kerepotan dengan langkahnya.


Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku


Beberapa kali saya sesegera mungkin memutar otak. Kadang2 saya membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini jelas saja saja bikin belahan dasterku terbuka lebar serta kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Satu dua kali dalam posisi layaknya itu saya mengerling kepadanya serta memergoki dia sedang menikmati toketku. saya membiarkan matanya menjelajahi toketku sehingga saya setara sekali tak mencoba mengcover daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia jelas jelas hebat, saya ngaku kalah deh”. “Ah basis Mas aja yang ngalah serta nggak penting mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku bersetara dengan tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih”. kataku rada genit.



Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, dengan tidak sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang telah “mati” ke lantai. Dengan mata masih melihat papan catur saya mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melaksanakan Perihal yang sama, sehingga dengan tidak sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tetapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja bersetara dengan masih duduk di kursi masing2. saya menatap ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku.



Dia menjulurkan kepalaku serta mencium dahi ku dengan amat mesra. saya sedikit terperanjat dengan langkahnya, tetapi cuma sepersekian detik saja. saya melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku bersetara dengan tangan kanannya melingkar di belakang leherku. saya menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, serta lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. saya pun menyambutnya dengan permainan lidahku.



Merasa tak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja serta duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk saya telah memeluknya serta bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah semua isi mulutku selama yang dapat dia laksanakan. saya pun tidak mau kalah bereaksi. sesegera mungkin saya akui jikalau saya belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku serta bau sabun yang harum makin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, bersetara dengan sesekali menggigit lembut cupingnya. saya makin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” saya merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.



Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku serta merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku jelas jelas amat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar pasal tangannya tidak dapat mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang telah tegak menantang. Dengan ibu jari serta telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. saya kembali menggelinjang kegelian.



Saya menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya bersetara dengan tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya makin ganas serta sesekali menggigit lembut bibirku.



Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya makin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang sebagian kali bersetara dengan tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku serta mulut kami masih saling berpagutan

Ciumannya makin mengganas.



Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no nokku. Denyutan itu makin berasa. “Aaahh … Mas… aahhh . iya . iya,” saya melenguh bersetara dengan sedikit meronta serta kedua tanganku menyingkap daster miniku dan membuat turun cdku sampai ke lutut. dan merta matanya dapat melihat leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.



Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang berasa amat lembut itu. saya bereaksi pada belaiannya dengan menciumi leher serta telinga kanannya. saya makin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tidak berhenti meremas2 toket ku yang amat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang amat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. saya rasakan sedikit lembab serta agak berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia mendapatkan it ilku yang amat mungil .



Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas . ahhhh . ahhhh”. Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, bersetara dengan digosokkan naik turun. saya meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututkuSejenak. ia menghentikan gosokan jarinya, dia memakaikan tangan kirinya buat membuat turun cdku. saya menolong dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas serta cuma menggantung di lutut kanan ku.



Gerakan ku telah tidak terhalang lagi. Dengan leluasa saya membuka lebar kedua pahaku. Jarinya kini leluasa menjelajah semua no nokku yang telah amat licin berlendir itu. Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat bersetara dengan sesekali mengusap ujung no nokku serta digesek keatas kearah it ilku. saya menggelinjang makin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas . Mas …. ahhhhh . terus … ahhhhh,” pintaku bersetara dengan merintih. Intensitas gosokannya makin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek area luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya . Mas …”



Aku cuma tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar bersetara dengan tidak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tidak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun telah berhenti bekerja pasal merangkul saya dengan erat supaya saya tak melorot ke bawah. Daster ku telah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang amat putih mulus tidak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal.



"Jarinya masih menari-nari di semua area luar no nokku"



Dia sengaja belum menyentuh area dalam no nokku. saya kini menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang telah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. nikmat …. ahhhh nggak tahaaann . ahhhh”. saya telah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang telah amat basah itu.



Dia menyorongkan sampai semua jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Dia tarik perlahan bersetara dengan sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. tidak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku makin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat serta ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh”.


Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku





Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku




Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. saya dapat mengalami jari tangannya semakin terjepit kontraksi otot no nokku, serta berserentakan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. saya sudah nyampe. Dia tak menghentikan gerakan jarinya, cuma sedikit kurangi kecepatannya. badan ku masih menggigil serta menegang. Mulutku terbuka tetapi tidak adanya suara yang keluar sepatahpun, cuma hembusan nafas kuat serta pendek2 yang keluar lewat mulutku. keadaan demikian terjadi sepanjang sebagian saat. setelah itu badan ku berangsur melemas, dia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan amat perlahan dia cabut dari no nokku.



Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut serta pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium intim bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tidak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak lain hal dengan ciuman yang menggelora layaknya lebih awal.



“Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah mengalami kenikmatan layaknya tadi sungguh. Mas. Mas amat pinter … Makasih Mas … Nati sungguh beruntung memiliki suami Mas”. “Aku yang beruntung Sin, dapat berikan kepuasan kepada perempuan secantik serta semulus kamu”. “Ah Mas dapat aja … Sintia jadi malu”

Akhirnya saya sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, serta cdku tersangkut di lututku. saya dengan cepat duduk tegak, membuat turun dasterku sehingga mengcover pangkal pahaku CERITA PEMERKOSAAN



Akhirnya saya bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas”. “Aku ikut dong Sin, ntar saya cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit”. bersetara dengan berkata demikian saya menggamit tangannya serta menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah”. saya tak berkata apa2 tapi mendekatinya serta menolong melepas kancing celananya semantara dia melepaskan kaosnya.



Dia setelah itu melepaskan juga celananya serta cuma memakai cd saja. saya melirik ke arah cdnya. Tampaknya Penis yang besar serta panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) telah menegang. Dia maju selangkah serta mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas serta saya mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya gampang terlepas. Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi cuma diraba kini terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tetapi masih proporsional dengan ukuran badan ku yang sexy itu. Pentilku amat kecil jika ketimbang ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang begitu putih.





Perut ku sungguh kecil serta rata, tidak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh indah serta pantatku amat sexy, padat serta amat mulus. Pahaku amat mulus serta padat, betisku tak terlalu besar serta pergelangan kakiku amat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tetapi Mas belum buka cdnya”. dengan tidak menunggu reaksinya, saya maju selangkah, agak membungkuk serta memelorotkan cdnya. Dia menolong dengan melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi telah berdiri tegak langsung menyentak.



Besar serta panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan bersetara dengan bertelanjang bulat saling memandangi. tidak tahan menatap badan molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit badan nya dengan tidak sehelai benangpun yang menghambat. “Kamu cantik serta seksi sekali Sin”. “Ah Mas ngeledek aja”. “Bener kok Sin”



Sambil berkata demikian dia merangkul saya lantas masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. setelah itu dia memeluk ku dari belakang serta menyabuni semua permukaan no nokku dengan lembut. saya suka dengan apakah yang dia lakukan, saya merapatkan punggungku ke badannya sehingga kon tolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat serta teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. saya mengimbanginya dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya.



Akhirnya selesai juga dia menolong ku mencuci selangkanganku serta mengeringkan diri dengan handuk. bersetara dengan saling rangkul kami kembali ke kamar serta berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan serta berciuman penuh kemesraan. Dia meraba semua permukaan badan mulus ku, saya pun beraksi mengelus kon tolnya yang makin menegang itu. Aku



ditelentangkan, setelah itu dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah . jangan . nanti Sintia nggak tahan lagi . ah”. Sekalipun saya berkata “jangan” namun itu malah saya membuka kedua pahaku makin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. saya akan membagikan apakah yang tak pernah diberikan suamimu padamu”. Dia meneruskan jilatan serta ciumannya ke area selangkangan ku yang telah menganga lebar.



Bibir no nokku yang begitu tebal serta sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. bersetara dengan “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh . please . please”. Begitu mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya serta menjilatinya berkali2.



Aku membuka selangkanganku makin lebar serta menekuk lututku dan mengangkat pantatku. Dia dengan cepat memegang pantatku bersetara dengan meremasnya. Lidahnya makin leluasa menari di it il ku. “Aaaaaahhhhhh …. nikmat Mas …. nikmat …. ahhhh . iya …. ahhhh”. cuma itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apakah yang sedang kurasakan saat ini. Dia makin menaikkan aktivitas mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu.



“Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh . Maassss”. Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, setelah itu jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek semua lubang no nokku sekelumit yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat serta selangkanganku makin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss”



Bersamaan dengan erangan ku dia mengalami adanya cairan hangat serta agak asin yang keluar dari no nokku serta langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya makin dalam serta makin banyak cairan yang dapat dia rasakan. saya memberontak, dengan cepat menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang serta sentuhkan ke no nokku. bersetara dengan terpejam, saya memeluknya serta langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir serta lidahku menari di mulutnya menyapu seluruh sisa lendir yang adanya disana. Jari tangannya terbenam kedalam no nokku serta digerakkan masuk keluar dengan laju. badan ku kembali menggigil serta no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu ialah sisa orgasmeku.



Kami masih berciuman sampai badan ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. badan ku tergolek tidak kuat seakan dengan tidak tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .



Makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas”. “Sin saya juga amat bahagia kok dapat bikin Sintia puas layaknya itu” bersetara dengan dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan buat sebagian saat. kon tolnya masih tegang berdiri. saya bangkit dari tempat tidur serta berjalan ke kamar mandi. Kali ini saya membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring bersetara dengan mengenangkan keindahan yang baru saya alami. tidak berapa lama setelah itu saya kembali serta langsung berbaring di sampingnya. Mataku melihat lekat ke kon tolnya.



“Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, kebiasaannya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia”. “Oh … terus Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium memiliki Mas boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah saya menjawab, “Suamiku nggak pernah mau”. “Ya silahkan kalau Sintia mau”. dengan tidak menunggu komando saya dengan cepat merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. saya pegang kon tolnya, kuamati dari dekat bersetara dengan sedikit melaksanakan gerakan mengocok.



Sangat kaku serta canggung, maklum baru pertama melaksanakannya. “Ayo Sin ,, saya ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apakah yang Sintia mau”. Dengan penuh keraguan saya mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Pelan2 kubuka bibirku serta memasukkan kepalanya kedalam mulutku. cuma sampai sebatas leher setelah itu kusedot perlahan. saya tetap melaksanakan itu buat sebagian saat dengan tidak pergantian.



Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik serta ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku setelah itu dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat bersetara dengan sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. saya dengan cepat paham jikalau dia sedang berikan “bimbingan” kaya gimana seharusnya yang kulakukan.



Tanpa ragu saya mempraktekkan apakah yang dia laksanakan dengan jariku. kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, setelah itu kepala kuangguk2kan sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Sekalipun masih agak gugup tetapi dia mulai dapat mengalami “pelayanan” yang kuberikan. makin lama saya makin tenang serta tak kaku lagi. terkadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku.



Sepertinya saya sendiri mulai dapat mengalami sensasi dari apakah yang kulakukan dengan mulut serta lidahku. saya mulai berani bereksperiman. terkadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya setelah itu memasukkannya kembali. Sesekali saya cuma menghisap kepalanya bersetara dengan mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia mengalami rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas nikmat . Sintia suka, besar – panjang lagi”. Dia bangkit berdiri di atas kasur bersetara dengan bersandar di dinding kepala ranjang.



Saya langsung tahu sesegera mungkin bagaimanaAku. duduk bersimpuh dihadapannya serta kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan maju mundur. serta kini saya mendapatkan metode baru. saya menjepit batang kon tolnya diantara kedua bibirku yang terkatup. setelah itu saya mengangguk2kan kepalaku. Batang serta kepala kon tolnya saya gesek dengan bibir tebalku yang terkatup.



Dia menolong dengan menggerakkan pantatnya maju mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu nikmat sekali … terus Sin”. “Mas suka? Nati kerap ya giniin Mas ?” “Iya Sin …tapi saya lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali . ooohhh Sin . Nati juga suka . isep bijiku serta jilati semuanya Sin . ohhh”. saya nggak mau kalah, dengan cepat kulepaskan kon tolnya dari mulutku serta mulai menjilati serta menghisap bijinya bersetara dengan mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku serta mengusap kepalaku. saya suka sekali serta masih terus menggerayangi semua selangkangannya dengan lidahku.



Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang serta saya dimintanya merangkak diatasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. saya dengan cepat mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no nokku. Dengan posisi ini no nokkusangat terbuka dihadapannya serta dia lebih leluasa menikmati dengan bibir serta lidahnya. Dia menjilat serta hisap it il ku yang telah menantang serta jarinya mengorek no nokku.



Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu merangsang. Akupun tidak mau kalah, saya melaksanakan segala metode yang saya tahu pada kon tolnya. saya mainkan pakai lidah, kukocok bersetara dengan kuhisap, kumainkan kepala kon tolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh enak sekali. tidak terlampau lama saya mulai mengalami jikalau saya telah tak dapat menahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung kegelian, namun dia menjilati terus it ilku bersetara dengan jarinya menusuk2 no nokku. Akhirnya saya sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku bersetara dengan menghisap kon tolnya makin menggila. Tubuhku gemetaran tetapi saya tetap tidak rela melepas kon tolnya dari mulutku. Dia makin giat mencium it ilku serta mengorek no nokku dengan jarinya



Tubuhku tiba2 mematung serta dia mengalami cairan hangat meleleh keluar dari no nokku. Dia langsung mengcover no nokku dengan mulutnya serta membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tetapi setara sekali tak amis sehingga dia tidak ragu menelan cairan itu sampai tandas. setelah itu perlahan dia mulai lagi menciumi serta menjilati semua permukaan no nokku. Otot ku telah agak mengendur juga. saya mulai lagi melaksanakan segala eksperimen dengan mulut serta lidahku ke kon tolnya. Kami mulai lagi dari awal.



Perlahan namun pasti, saya mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit pantat ku serta mulai membelai serta meremas lembut. saya menanggapinya dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali mencari segala penjuru selangkangan ku. sebagian saat setelah itu badan ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir no nokku serta menyorongkan lidahnya sedalam bisa jadi ke dalam no nokku yang merangsang. Dia juga mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah serta bendungannya akan dengan cepat ambrol.



Aku mempercepat gerakan kepalaku serta diapun menghisap semakin kuat no nokku. Dia akhirnya telah tidak kuat menahan amarah pejunya serta …”Croooottsss crooots croots”. Peju hangatnya menyembur didalam mulut ku. buat sedetik saya agak kaget tetapi saya laju tanggap. saya dengan cepat mempercepat gerakan kepalaku bersetara dengan menelan semua pejunya. “Croots . croots”. Sisa pejunya kembali menyembur, serta kali ini saya menyambutnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin menyedot apakah yang masih tersisa didalam sana.



Dia mengalami enak yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan makin gila menjilati serta menyedot no nokku sehingga saya juga telah hampir mencapai klimaks. Belaian lidahnya di no nokku bikin puncak itu makin laju tercapai. Akhirnya sekali lagi badan ku menegang serta cairan hangat kembali meleleh dari no nokku. Lidahnya kembali mendapat siraman lendir kenikmatan itu yang dengan cepat ditelannya.



Beberapa saat kemudian, dengan enggan saya bangkit serta berbaring telentang disampingnya. kon tolnya, meskipun masih berdiri, tetapi telah tak setegak tadi. saya memeluknya dengan manja serta kami berciuman dengan mesra. “Sin … gimana? . puas? … sorry tadi saya nggak tahan keluar di mulut kamu”. “Sintia puas sekali Mas . sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas”. saya mulai berani mengungkapkan apakah yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,, asal disisain untuk Nati . hehehe,” saya mencubit genit lengannya. “Ihhh … Mas … paling dapat deh … emang Mas kerap gaya gituan dengan Nati?” “Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin”. “Ah Mas bohong.



Nati kan kerap kisah ke Sintia, katanya Mas pinter Ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas”. “Udah kesampian kan keinginanmu Sin”. “Iya sih … tetapi Mas jangan marah ya … Sintia kerap bayangin kita main bertiga dengan Nati . Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini. Jujur saja saya kerap berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia serta Nati dan merupakan juga. “Mau sih Sin .



tetapi kan nggak bisa jadi … Nati pasti marah besar”. “Iya ya … Nati kan orangnya agak alim”. Kami terus berbincang hal2 demikian sampai kira2 10 menit. setelah itu dengan malas kami ke kamar mandi buat membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni serta saling membersihkan badan kami. Dia jadi makin mengagumi badan ku. tidak adanya segumpal lemakpun di tubuhku serta semuanya padat berisi.



Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang serta berpelukan mesra. bersetara dengan saling berciuman dia mulai menggerayangi badan molek ku, tidak bosan2nya dia meremas serta mengusap toketku yang amat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher serta pundak ku dengan ciuman. tidak sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang tegak mulai diciumi serta digigit2 lembut. saya amat menyukai apakah yang dia laksanakan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang Mas”. Lidahnya menjilati pentilku yang mungil serta keras itu. saya makin menggelinjang.



Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tidak mau kon tolnya mulai hidup kembali. saya dengan lembut mengocok kon tolnya. bersetara dengan masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di area no nokku. Jarinya dirapatkan serta ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. saya juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. nikmat Mas … ahhh terus … iya”. bersetara dengan mendesah saya menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku serta duduk berlutut di sisiku.



Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang telah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku buat menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya kembali kukulum serta kujilati. “Oooh Sin … nikmat Sin … saya suka Sin …” Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. saya membuka lebar mulutku serta menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. sedangkan itu tangan kanannya terus menekan serta memutari no nokku. terkadang jarinya diselipkan ke celah no nokku serta mengusap it il ku. “Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh . iya …aaahhhh”



Dia dengan cepat merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang lututku serta membuka kedua lututkuDia. mengangkat pahaku sehingga no nokku menganga menghadap ke atas. saya menahan dengan kedua tangan di belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya diarahkannya ke no nokku yang telah menganga itu. Dia menusukan kepala kon tolnya ke no nokku serta dia tahan disana. setelah itu dengan tangan kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss . ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh”. Dia sengaja tak mau terlampau laju menusukkan kon tolnya ke no nokku.



Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. saya makin menggelinjang menahan enak. Akhirnya tanggul ku bobol juga. tidak heran, dengan gosokan jari saja saya tadi dapat mencapai orgasme terlebih jika ini dengan kepala kon tolnya, jelas saja rangsangannya lebih dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhhahhhhhhhhhhhhh. Massssssss”. Rintihan itu dan merupakan juga menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. saya kembali merasakan puncak orgasme cuma dengan gosokan di it ilku.



Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no nokku. Dia berbaring telungkup diatas badan molek ku bersetara dengan menumpukan berat tubuhnya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka sedikit. saya membalas ciumannya serta mengulum bibirnya. Dia membiarkan kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik : “Sin … enak ya …” “Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … enak Mas ”. Perlahan dengan gerakan yang amat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang telah basah kuyup. Dia tahu saya pasti dapat orgasme lagi serta kali ini dia ingin mengalami semburan lumpur panas di batang kon tolnya. “Ayo Sin …nikmati. lagi … jangan ditahan . saya akan pelan2”


Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku





Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku


 â€œAhhhh . iya Mas …. Sintia pengin lagi ahhhhh”. Masih dengan amat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang nyatanya masih sempit buat ukuran perempuan yang telah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh . 



Sintia terangsang lagi Mas …iya …. ”. Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat serta laju. saya menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya layaknya di peras2 dalam no nokku

Gerakkan ku makin liar, tanganku telah tak lagi menahan lututku tetapi memegang pantatnya serta menekannya dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh …. Mas …. aaaahhhhhhh” Dia makin kencang serta dalam memompa pantatnya. Mata ku telah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan layaknya yang kulakukan di sofa tadi.



Gerakanku makin ganas serta “Aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. ………” saya melenguh panjang bersetara dengan menegangkan semua otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia mengalami aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. badan ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan semua gerakannya bersetara dengan terus menekan no nokku dengan kon tolnya. sebagian saat sepertinya masa terhenti. tak adanya suara, tak adanya gerakan dari kami berdua. Dia berikan kesempatan kepada ku buat menikmati klimaks yang barusan saya dapat.



Akhirnya tubuh ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku menelusuri bibirnya buat dihadiahi ciuman yang amat lembut serta panjang. “Mas …. Sintia sungguh enak …. Mas jago deh … Mas belum keluar ya?” “Jangan pikirkan saya Sin …. yang serius Sintia dapat menikmati kepuasan”. setelah itu dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi amat licin. sepanjang sebagian saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya . iya …. Mas …. Sintia mau lagi . iya … ahhhh”. saya kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya.



Saya mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lantas berbaring telentang di sebelahku. “Kamu diatas Sin”. saya dengan cepat berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. saya setelah itu duduk diatas badannya serta bertumpu terhadap kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. “Ayo Sin … kamu kini yang atur . ohhh iya enak Sin”.



Saya makin bersemangat memajumundurkan pantatku, Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang bikin dadaku makin membusung. “Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin”. “Aaaaahhhh Mas … Sintia telah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin …. terus Sin … laju …. ohhhhh iya . iya Sin … no nokmu nikmat sekali”. “Mas . ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas . ahhhh”. Gerakan pantat ku makin laju serta makin laju. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit serta licin itu. Dengan sekuat energi dia mencoba menahan supaya dia tak ngecret tetapi pertahanannya makin ringkih. “Sin … oooohhhh Sin …. saya nggak tahan … ohhh Sin …. nikmat enak”. “Ahhhh … ayo . Mas …



Sintia juga udah nggak tahan … kini mas ahhh. sekarang”. Tepat terhadap detik itu bendungannya ambrol tidak dapat menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin …. crooots crooots croots”



“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ”. Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya berasa hangat dino nokku. saya masih duduk diatasnya tetapi telah kaku tidak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap semua batang kon tolnya. “Oooohhh Sin …. enak sekali . makasih Sin . kamu pinter bikin saya puas”. Dia menggapai badan ku serta ditarik menelungkup diatas badannya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi semua wajahku yang ditetesi keringat. “Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” setelah itu kami berbaring bersetara dengan berpelukan. tubuh kami mulai berasa penat tetapi bathin kami amat puas.



Hari telah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon tolnya besar banget sih”. saya mulai berani bicara vulgar kepadanya, telah tak sungkan lagi. Selesai mandi, saya memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.



Kemudian saya pergi dengannya ke kedai didepan komplex buat cari makan malam. Selesai makan malam, kita kembali kerumah lagi. saya memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku jelas jelas hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan bersetara dengan nonton film. Permainan panas di film itu bikin saya mulai bergerak menempel kebadannya serta setelah itu rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut bersetara dengan tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang dengan tidak bra itu. saya menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.



“Ayo masgesek. lagi ya!”. pintaku bernafsu. saya mencium serta menjilati jari-jarinya. setelah itu dia melepaskan tangannya dari ciumanku serta kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. saya semakin menggeliat pasal napsuku telah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. dengan cepat dia mengilik2 puserku sampai saya menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya dengan cepat menyusup ke bawah serta mendapatkan karet celana gombrongku. Tangannya berupaya merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya sekarang maksimal, padahal target belum tercapai.



Aku meningkatkan badanku sedikit serta sekarang jari-jarinya dapat mencapai belahan no nokku. no nokku telah basah, sehingga jari tengahnya dengan gampang menyusup ke dalam serta mendapatkan it ilku yang telah mengeras. Dia lantas memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. saya menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. dengan cepat dia mengangkat kaosku keatas, saya mengangkat tanganku keatas buat mempermudah dia membuka kaosku. setelah itu dia menarik celana gombrangku bersama cdku, saya mengangkat pantatku buat mempermudah dia melepasnya.



sehabis saya berbugil ria, dengan cepat diapun melepas seluruh yang menempel dibadannya

Kon tol besarnya telah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. saya menunduk mengulum kepala kon tolnya. cuma sejenak pasal dia menyuruhku menempati kon tolnya dengan posisi membelakangi dia. saya mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku buat menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.



Aku menjadi amat liar, menggeliat bersetara dengan tidak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan serta sentakanku semakin laju serta keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang serta kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat telah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan…bleeesssskepala. serta separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.



Aku cuma menggelengkan kepala, bukannya sakit tetapi enak banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, “Sin, enak banget no nokmu, dapat ngemut kon tolku”. Dia membalikkan badanku serta sehingga saya terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya serta mengulum bibirku bersetara dengan menggeser tubuhnya keatas.



Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya dorongannya serta kepala kon tolnya mulai mendorong menerobos masuk keliang no nokku. “Ouuhh”. kembali saya melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tetapi pasti serta akhirnya kurasakan semua no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang telah basah itu masih berasa sempit buatnya, “Sin, telah basah gini masih sempit aja no nokmu, enak banget deh, mana berasa banget empotannya. Terus diempot ya Sin”



Dihunjamkannya lagi kon tolnya, meski berasa amat sesak tetapi nikmat, “Ooohhh…” saya mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sedangkan kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, bikin saya semakin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya tubuhnya kebadanku serta saya merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik semakin laju sehingga bersuara “plookploook”. pasal begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.



Dia setelah itu mengubah posisi. saya diminta nungging terhadap sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya sebagian saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kon tolnya mulai menekan serta menerobos masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh…”. mataku terbelalak saking nikmatnya.



Kemudian dia mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku. saya kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. berasa kon tolnya semakin keras serta kepalanya semakin membesar pasal gesekan di dinding no nokku. “Ooohhhoooohhhh”. gumamku, pasal dia mempercepat enjotannya. seketika dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga cuma beberapa kon tolnya yang masih terbenam lantas disentakkannya laju dengan gerakan pendek, setelah itu ditekannya rapat kepantatku hingga seluruh kon tolnya tertanam dalam no nokku, lantas dibuatnya gerakan memutar.



Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. “Uuaahhh…terus. mas…enaaakkk!” desahku. tak puas cuma menikmati putaran “bor” nya, saya ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan… “uuhhhuuuhhh”. kami berdua sama-sama mengerang enak. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, saya semakin keblingsatan dengan erangan-erangan tidak keruan. Dia tahu kalau saya telah akan nyampe.



Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai serta kaki kanan tergantung terhadap sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar serta bibir no nok ku sedikit membuka sehabis disodok kon tolnya dari ketika tadi. sekarang dia mulai membungkuk diatas badanku serta dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.



“Ayomasukin. mas!”. pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh!”. erangku saat semua kon tolnya disodok masuk serta mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi serta laju. “Ahahahah”. saya tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sejenak naik sejenak turun menahan geli serta enak yang sangat sangat

Dia terus mengocok dengan kelajuan tinggi serta menggila. Kenikmatanku telah memuncak. “Auuuhmm”. tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha serta kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Sin!”.



bisiknya dikupingku bersetara dengan mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh!”. saya menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku dibarengi dengan goyangan kencang pantatku yang berupaya mengapung keatas,.



Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut layaknya meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, bikin saya merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu!”. desahnya. Kami masih berpelukan sejenak dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *